Alam, Hewan dan Manusia
Memanusiawikan manusia kembali

Jauh sebelum manusia lahir. Telah ada tumbuh-tumbuhan dan hewan “flora & fauna” mengisi permukaan bumi ini. Kalaupun ada perubahan atau kematian, penyebabnya adalah kejadian dan perubahan alami. Namun keturunannya masih tetap hidup dalam bentuk yang lebih kecil. Sehingga kita temukan sekarang ini berbagai jenis pepohonan dan hewan seperti : komodo, anoa, harimau, gajah,badak dan ribuan jenis hewan lainnya yang asal – usulnya masih keturunan yang sudah berusia jutaan tahun.

Lalu lahir manusia, semula dalam jumlah yang kecil dibandingkan dengan hewan penghuni awal alam bumi ini. Tetapi manusia kian banyak berkembang, menjadi ± 6 milyar hingga saat ini dan akan bertambah terus menjadi 10 milyar sebelum kita mencapai abad 21. Dan perimbangan manusia dengan hewan mulai berubah. Banyak hewan dan tumbuh-tumbuhan dimusnahkan oleh manusia karena kalah dalam persaingan merebut ruang hidup di bumi ini. Maka muncul hewan langka yang terancam kehidupannya, karena di buru dan dirusakkan habitat wilayah pemukimannya oleh manusia.

Tapi nafsu merusak dan membunuh hewan oleh manusia tidak berhenti. Tak segan manusia membunuh sesamanya dalam “Persaingan antar bangsa” yang disebut perang. Tak sedikit energi dan dana disalurkan untuk membuat senjata, tidak saja untuk membunuh hewan tetapi juga untuk menghancurkan kehidupan sesama manusia.

Dalam keadaan hidup yang begitu keras, hewan dapat memberi kelembutan. Manusia senang memelihara hewan, karena hewan menumbuhkan rasa sayang kepada alam & mempertebal rasa kemanusiawiannya dan menjadi tenang dan mengerti kehidupan alam yang murni.

Semakin menyempitnya lingkungan alam dan semakin meluas lingkungan buatan, semakin kuat dambaan manusia pada kehidupan semula, kehidupan di alam dengan flora dan fauna yang asli dan alami disekitarnya.

Begitu pula semakin maraknya kehidupan di perkotaan semakin mencuat hasrat akan gemercik air, tiupan dan bisiknya suara angin, lambaian pohon, suara asli dan gerakan hewan yang alami.

Indonesia sedang beranjak dari jumlah 212 juta orang, tahun 2000 menuju 230 juta orang di tahun 2010. Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan kota-kota lain meningkat jumlah penduduknya. Untuk itu alam perlu dirubah, hewan perlu disingkirkan dan tumbuh-tumbuhan alamiah perlu diganti dengan tempat pemukiman, jalan dan ruang hidup untuk kebutuhan manusia.

Dalam perkembangan perubahan tersebut, manusia mencari tempat asli dengan flora dan fauna sekitarnya untuk menemukan dirinya kembali, mencari tempat penuh keasrian alam untuk memanusiawikan manusia kembali.

Dengan hadirnya dan bertambahnya Taman Hewan & Kebun Binatang di tengah hiruk pikuknya kesibukan manusia, peran fungsinya berkemban-g menjadi sebidang alam asri penuh hewan yang berkembang bebas dan tumbuhan yang memberi manusia kekuatan memanusiawikan dirinya kembali sesuai keadaaan alam yang selalu mencari kehidupan yang sesuai dan lebih baik di habitat.

Saat ini hewan dan alam terancam kehidupannya oleh manusia, semestinya “flora & fauna” memiliki kehidupan yang lebih baik dihabitatnya. Hubungan harus tetap terjaga demi kelangsungan hidup bersama

( Simbiosis Mutualisme)

Alam Telah Memberikan Kehidupan Pada Kita
Maka Kita Wajib Memberikan Kehidupan Pada Alam

Category : Blog

Comments are closed.